Pada hari raya Idul Adha, terdapat beberapa amalan yang dilakukan, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar. Meskipun begitu, penting untuk memahami beberapa keterangan terkait hadits yang dibawakan oleh Imam Nawawi.
Dalam hadits tersebut disebutkan, “Barangsiapa menghidupkan malam hari raya Idul Adha, hatinya tidak akan mati di saat banyak hati yang mati.” Namun, hadits tersebut dikategorikan sebagai hadits dhoif jiddan (lemah sekali) dan bahkan Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini palsu (maudhu).
Bertakbir Dimulai Setelah Shalat Shubuh di Hari Arofah
Menurut pendapat yang kuat yang dipilih oleh Imam Nawawi, bertakbir pada hari raya Idul Adha dimulai setelah shalat shubuh pada hari Arofah (9 Dzulhijah) dan berlanjut hingga shalat Ashar pada akhir hari tasyriq (13 Dzulhijah). Setelah itu, takbir tersebut dihentikan.

Bacaan Takbir yang Dianjurkan
Imam Nawawi menyatakan bahwa boleh mengucapkan takbir dengan membaca “ALLAHU AKBAR” sebanyak 3 kali berturut-turut. Hal ini dapat diulang sesuai keinginan. Selain itu, juga diperbolehkan mengucapkan takbir dengan bacaan yang umum dilakukan oleh orang-orang: “ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD.” Bacaan ini juga tidak mengapa untuk diamalkan, seperti yang diungkapkan oleh Imam Nawawi dan ulama-ulama Syafiiyah.
Bertakbir Setelah Selesai Shalat
Imam Nawawi menyatakan bahwa mengucapkan takbir setelah selesai shalat dianjurkan, baik setelah shalat wajib, shalat sunnah, shalat jenazah, atau pun shalat yang dilakukan di waktu yang tepat, shalat yang dikerjakan sebagai qadha, atau pun shalat yang merupakan bentuk nadzar. Namun, apakah harus mengikuti imam secara bersama-sama seperti dalam gerakan-gerakan shalat? Imam Nawawi berpendapat bahwa jika makmum mengucapkan takbir sendiri, lalu imam juga mengucapkan takbir, maka yang lebih tepat adalah makmum tidak perlu mengikuti imam karena mengikuti imam sudah selesai setelah salam.